Sedikit berbagi tentang cara saya mengatur dana.
Pada prinsipnya : Kita memiliki dana "Lebih".
Perhatikan saya menambahkan tanda kutip pada kata lebih.
Seringkali, karena sesuatu hal kita merasakan dana selalu kurang dan kurang.
Mengapa demikian ?
Salah satu sebab yang mendasar adalah kita belum terbiasa untuk membuat pos-pos dana itu.
Dimaksudkan sebagai pendapatan bulanan kita yang akan dibagi-bagi untuk urusan tertentu.
Kesimpulan pentingnya :
Bukan harus beli ini atau beli itu, tapi harus ada perencanaannya.
Bukan harus dibelanjakan semua tapi ditata untuk lebih aman dan effisien.
Dan kata kuncinya " Jangan Habis-Habisan !!! "
Sebab Kita tidak sedang "Berjudi" tapi sebuah Analisa dan Strategy.
Tentu banyak pertanyaan yang muncul,
oleh karenanya silahkan tulis pada shoutmix saya.
Sebagai bahan diskusi selanjutnya.
Ya, Moga bermanfaat adanya. Makasih.
Pada prinsipnya : Kita memiliki dana "Lebih".
Perhatikan saya menambahkan tanda kutip pada kata lebih.
Seringkali, karena sesuatu hal kita merasakan dana selalu kurang dan kurang.
Mengapa demikian ?
Salah satu sebab yang mendasar adalah kita belum terbiasa untuk membuat pos-pos dana itu.
Dimaksudkan sebagai pendapatan bulanan kita yang akan dibagi-bagi untuk urusan tertentu.
Yang pasti adalah :
1. Biaya harian hingga bulanan.
2. Tabungan.
3. Investasi.
Satu misal pendapatan kita adalah 100 rupiah, maka angka 100 harus dibagi-bagi dulu sebelum benar-benar digunakan.
Katakan biaya harian hingga bulanan sebesar 50 rupiah.
Untuk tabungan direncanakan 30 rupiah. Sedang investasi adalah sisanya.
Pada angka investasi yang 20 rupiah ini, coba bagi kembali menjadi :
1. Investasi Aset.
2. Investasi Keuangan.
Investasi Aset merupakan investasi dalam bentuk emas, tanah atau benda seni.
Katakanlah kita rencanakan 5 rupiah saja.
Tentunya 15 rupiah untuk investasi keuangan. Dan dibagi lagi menjadi :
1. Investasi Keuangan pendapatan tetap.
2. Investasi keuangan ber-resiko.
Untuk Investasi keuangan pendapatan tetap dapat berupa Obligasi ataupun Reksana yang sifatnya tidak ber-resiko tinggi.
Dengan ciri khas investasi ini hasil pengembaliannya diatas pengembalian bunga Deposito.
Akhir-akhir ini Deposito masuk katagori Tabungan sebab bunga yang diberikan relatif kecil.
Nah, untuk investasi ini kita rencanakan 5 rupiah.
Untuk investasi keuangan ber-resiko, tentunya dapat berupa reksadana saham ataupun trading langsung.
Dana kita yang tersisa adalah 10 rupiah.
Untuk masuk trading, kita pilah-pilah kembali menjadi 3,3,3 dan 1.
Katakanlah kita pilih 3 sektor yang berpeluang untuk naik, contoh :
Menjelang akhir tahun, kita memilih pada sektor :
1. Pertambangan.
2. Consumer Good.
3. Telekomunikasi.
Dengan rencana masing-masing 3 rupiah.
Jangan langsung membeli sebanyak 3 rupiah, tapi belanjakan 1 rupiah dulu dan lihat perkembangannya.
Bila memungkinkan menambah, silahkan menambah.
Bila tidak, coba sabar dulu sambil mengamati saham yang lain.
Ada 1 rupiah yang jangan dimainkan ! Dana ini digunakan sebagai dana darurat untuk hal yang luar biasa.
Sedikit berbagi pengalaman ini, memang sangat singkat.
Tapi sangat berharap menjadi sisi pandang lain untuk kita semua.
Bukan harus beli ini atau beli itu, tapi harus ada perencanaannya.
Bukan harus dibelanjakan semua tapi ditata untuk lebih aman dan effisien.
Dan kata kuncinya " Jangan Habis-Habisan !!! "
Sebab Kita tidak sedang "Berjudi" tapi sebuah Analisa dan Strategy.
Tentu banyak pertanyaan yang muncul,
oleh karenanya silahkan tulis pada shoutmix saya.
Sebagai bahan diskusi selanjutnya.
Ya, Moga bermanfaat adanya. Makasih.