Selasa, 04 Januari 2011

PERSPEKTIF SAHAM-SAHAM Di 2011

Ini adalah tulisan dari pak Bertinus Simanihuruk / Mr Gocap …..

        Dengan melihat kenaikan IHSG yang luar biasa. Penulis mencoba memberikan gambaran tentang perspektif saham di 2011. Tulisan ini diambil dari beberapa sumber untuk memberikan gambaran tentang saham-saham yang akan aktraktif di 2011. Sebelum memberikan gambaran saham-saham tersebut, penulis mencoba memberikan gambaran secara makro ekonomi agar dapat membantu di dalam memilih saham yang tepat.

Amerika Serikat :

Amerika Serikat yang sempat mengalami krisis ekonomi pada tahun 2008, secara perlahan-lahan mulai bangkit. Walaupun pada akhir bulan 4 tahun 2010 sempat hampir mengalami krisis kembali. Dengan perjuangan yang berat akhirnya perlahan-lahan, Amerika memberikan stimulan untuk membangkitkan ekonominya kembali. Beberapa perusahaan-perusahaan besar direstrukturisasi kembali untuk dapat menyerap tenaga kerja dan Amerika Serikat melakukan perang kurs secara tidak langsung kepada beberapa negara yang mengakibatkan nilai tukar dollar Amerika Serikat turun terhadap mata uang asing agar barang-barang dari Amerika Serikat dapat diserap pasar. Amerika Serikat berharap agar nilai Yuan turun agar barang Amerika Serikat dapat bersaing dengan barang-barang China. Pemerintah Cina tidak mengizinkan penurunan nilai mata uang Yuan berdasarkan pasar. Dengan tidak adanya penurunan nilai mata uang Yuan di pasar, Amerika Serikat mencetak dollar lebih banyak yang akhirnya berdampak kepada nilai mata uang dollar turun terhadap beberapa nilai mata uang negara lain. Dengan adanya kondisi ini, beberapa negara berusaha menahan mata uangnya di pasar sehingga membuat pasar menjadi bergejolak. Selain berjuang untuk menurunkan nilai mata uang dollar di pasar, pemerintah Amerika Serikat di bawah kepemimpinan Obama meminta agar disahkannya RUU Pajak untuk mengurangi beban pajak yang dibayarkan oleh masyarakat. Walaupun awalnya ditentang oleh partainya sendiri. Di parlemen, Obama memenangkan RUU Pajak tersebut untuk disetujui. Dengan adanya RUU Pajak ini diharapkan ada pertumbuhan ekonomi yang lebih baik di Amerika Serikat. Selain adanya harapan adanya pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat, saat ini Amerika Serikat juga sedang mengalami musim dingin yang luar biasa yang menyebabkan kebutuhan akan energi dan makanan yang lebih besar.

Eropa :

Saat ini eropa dalam kondisi krisis diakibatkan oleh beberapa negara eropa yang mengalami krisis. Negara-negara Uni Eropa seperti Yunani, Irlandia, Portugal dan Spanyol mengalami krisis yang disebabkan oleh pemborosan anggaran sehingga arus mendapatkan bantuan dari IMF. Salah satu negara Uni Eropa yang kuat seperti Jerman keberatan dengan memberikan bantuan kepada negara yang mengalami krisis. Tetapi dengan perjuangan Perancis, agar negara-negara Uni Eropa yang terkena krisis tetap dibantu. Jerman dengan berat hati menyetujui. Dengan melihat kondisi negara-negara Uni Eropa yang krisis, Uni Eropa masih bisa bertahan walaupun dengan kondisi mengalami defisit anggaran dan tiga negara eropa yang kuat seperti Jerman, Perancis dan Inggris belum mengalami krisis. Ini menunjukkan Ekonomi Eropa masih bisa bertahan. Di Eropa juga saat ini sedang mengalami musim dingin yang menyebabkan kebutuhan akan energi dan makanan yang lebih besar.

China:

China saat ini menjadi satu-satunya kekuatan ekonomi dunia yang ditakuti. Ekspor yang gencar-gencarnya yang dilakukan China ke seluruh dunia membuat negara China merupakan satu-satunya negara yang surplus devisa. Industri di China menjadi berkembang dengan pesat. Selain itu China juga mempertahankan nilai mata uangnya mengambang terbatas sehingga barang-barang China lebih murah dijual. Dengan strategi ini, China menjadi negara yang surplus devisa. Walaupun ada protes dari beberapa negara China tetap mempertahankan nilai Yuan mengambang secara terbatas. Ternyata China belajar dari negara Jepang yang sempat berjaya industrinya tetapi nilai mata uang Yen dibuat mengambang bebas sehingga sempat nilai mata uang Yen melesat terhadap nilai mata uang Dollar. Dengan belajar dari kondisi jepang yang sempat nilai mata uangnya naik ketika industrinya berjaya, China mengambil sikap untuk mempertahankan nilai mata uang Yuan mengambang bebas agar barang-barang dari China menjadi murah.

Selain melakukan strategi untuk keluar, China juga melakukan kejutan menjelang akhir tahun 2010. Kejutan bank sentral China pada hari Natal menaikkan tingkat suku bunga. People`s Bank of China pada Sabtu tanggal 25 Desember 2010 menaikkan suku bunganya untuk kali kedua dalam kurang dari tiga bulan dalam upaya membatasi pinjaman, mengekang harga properti dan juga menjinakkan inflasi. Saham properti dan bank di Hongkong turun karena kekhawatiran atas prospek jangka panjang sektor tersebut akibat kenaikan tingkat suku bunga di China pada hari Sabtu untuk mengendalikan inflasi.

Jepang:

Negara Jepang akan berusaha perekonomianya bertumbuh. Dengan harga barangnya kalah bersaing dengan barang dari China. Jepang berusaha memperbaiki ekonominya. Salah satu langkah yang diambil adalah dengan menetapkan bunga pinjaman mendekati nol untuk menjadi stimulan perekonomian negara Jepang.

Indonesia:

BI menilai ada tiga risiko yang dapat menimbulkan ketidakseimbangan internal dan eksternal dalam perekonomian Indonesia. Pertama, risiko ketidakseimbangan pertumbuhan ekonomi global. Kedua, aliran modal asing yang deras dan isu perang kurs. Sementara risiko ketiga adalah permintaan domestik dan tekanan inflasi yang kuat. Inflasi 2010 adalah 7% dan nilai tukar rupiah terhadap dollar ada kenaikan 4.4%. Selain itu Pemerintah mengeluarkan kebijakan bea keluar (BK) crude palm oil (CPO) yang bersifat progresif yang pada saat ini harga CPO sedang naik, pajak progresif untuk pemilik kendaraan yang memiliki lebih dari 1 kendaraan bermotor dan mewajibkan kendaraan bermotor pribadi menggunakan bahan bakar non subsidi seperti Pertamax setelah kuartal pertama tahun 2011. Di samping itu diperkirakan minyal mentah akan mendekati US$ 100/barrel. Dengan adanya kenaikan minyak mentah akan menaikkan juga harga pertamax dan akhirnya menaikkan juga bahan-bahan pokok yang menyebabkan tingginya inflasi. Diperkirakan inflasi pada bulan pertama-tiga akan lebih tinggi dari yang ditargetkan. Hal ini akan berdampak pada ekonomi dalam negeri walaupun ada kenaikan.

Untuk Rasio kredit bermasalah alias Non Performing Loan (NPL) industri perbankan tahun 2010 mencatat angka terendah sepanjang sejarah Indonesia. Bank Indonesia (BI) mencatat NPL per Desember 2010 sebesar 3,0% atau turun 30 bps dibanding Desember 2009 yang sebesar 3,3%. Hal ini akan terus stabil ketika faktor eksternal seperti krisis global tidak terjadi. Ketika faktor tersebut muncul, Krisna berpendapat tingkat NPL yang rendah seperti sekarang bisa berbeda. Penyebab NPL bisa berbeda ketika ada faktor eksternal seperti krisis, perubahan kebijakan, situasi politik dan keamanan yang tidak kondusif.

Menghadapi tahun 2011, diperlukan penerapan kebijakan stabilitas makro yang hati-hati serta memperhatikan momentum pertumbuhan ekonomi yang secara khusus terkait dengan keberlanjutan fiskal (Fiscal Sustainability), Ketahanan Pangan, dan Ketanahan Energi. Menghadapi ekonomi 2011, perlu ada penerapan kebijakan stabilitas makro yang hati-hati, serta upaya menjaga momentum pertumbuhan ekonomi dalam situasi dan kondisi gejolak global. Ada tiga momentum khusus yang perlu diperhatikan terkait masalah perekonomian di tahun 2011 yakni keberlanjutan fiskal, ketahanan pangan, dan ketahanan energi. Untuk keberlanjutan fiskal, haruslah memperhatikan besaran belanja negara dalam RAPBN 2011. Dari sisi ketahanan pangan, produksi bahan pangan domestik mempunyai kecenderungan meningkat, namun ada beberapa diantaranya yang menurun. Pertumbuhan produksi pangan mampu melebihi pertumbuhan penduduk (1,27% per tahun). Tapi, pertumbuhan produksi beras, tebu, dan daging belum mampu seiring dengan pertumbuhan ekonomi nasional (5,79% per tahun). Untuk harga bahan pangan tingkat domestik terus naik tiap tahun. Begitu juga dengan harga pangan yang mengacu pada sisi internasional. Perkembangan tiga bulan terakhir (Sep-Okt-Nov 2010) juga masih menunjukkan adanya kecenderungan kenaikan harga pangan dunia seperti beras, gula, jagung, dan gandum. Terkait ketahanan pangan, perlu ada rencana antisipasi berupa respon terhadap kemungkinan puso akibat bencana alam harus dimantapkan lagi untuk replanting. Kemudian, implementasi terhadap perlindungan, perluasan lahan pangan, dan pemanfaatan lahan terlantar perlu segera dikonkritkan. Lalu perlunya penguatan produksi pangan domestik. Perlu antisipasi stok dan stabilitasi harga yang tepat waktu, serta kita juga perlu meningkatkan efektivitas sistem logistik dan distribusi bahan pangan," tambahnya.

Untuk ketahanan energi, Armida mengatakan pilihan terbaik bagi Indonesia adalah adanya penerapan energi terbarukan (EBT), seperti Geothermal misalnya. Mengingat semakin menurunnya sumber cadangan minyak di Indonesia serta adanya fluktuasi harga minyak bumi tiap bulan. Hingga saat ini, jumlah pengembangan energi terbarukan masih terbatas terkendala dengan tingginya biaya produksi, sedangkan perencanaan pengembangan listrik baru dilaksanakan di 2010-2014 mendatang. Menghadapi perekonomian tahun 2011 mendatang, seluruh stakeholders perlu memperhatikan ketiga hal tersebut. Termasuk langkah antisipasinya sehingga pencapaian target perekonomian nasional dapat terwujud.

Saham-Saham Komoditas

Dengan adanya kenaikan harga komoditas di seluruh dunia dan kondisi alam yang kurang bersahabat menyebabkan kebutuhan komoditas akan meningkat. Kebutuhan akan minyak mentah yang terus bergerak naik mengakibatkan saham pertambangan akan ikut naik. Saham-saham pertambangan dan Energi seperti PTBA, INCO, TINS, ANTM, MEDC, ADRO, BUMI, DOID, ENRG, BYAN, HRUM, BORN, dam BIPI. Untuk saham-saham tambang yang dimiliki group Bakrie tetap akan menjadi incaran investor asing walaupun banyak yang membenci. Saham pertambangan ini tetap menarik bagi investor. Selain saham pertambangan, saham bidang Agribisnis juga menjadi menarik. Emiten saham ini yang masih menarik yaitu AALI, LSIP, SGRO, BWPT, GZCO, TBLA, dan BISI. BWPT termasuk yang aktraktif kenaikannya. Ini menunjukkan keserius manajemen BWPT serius dalam mengelolah perkebungan kelapa sawitnya. Yang perlu diperhatikan untuk memegang saham-saham CPO adalah kebijakan bea keluar (BK) crude palm oil (CPO) yang bersifat progresif. Pemerintah akan tetap mengenakan bea keluar bagi produk CPO dan turunannya. Bea keluar itu sebagai bagian dari paket kebijakan insentif fiskal untuk mendorong perkembangan industri hilir agro. Struktur bea keluar yang progresif, maka kenaikan tarif bea keluar akan terus terjadi seiring dengan naiknya harga CPO.

Saham-Saham Consumer Good

Saham-Saham consumer good tetap menarik dari tahun ke tahun. Emiten di bidang ini selalu menarik untuk dicermati. Emiten-emiten consumer good yang menarik dan memberikan profit banyak adalah UNVR , MYOR, INDF, ICBP, KLBF, TSPC, AISA, GGRM, HMSP dan ROTI. AISA terlihat aktraktif sekali dalam ekspansi usahanya. AISA sudah mengakuisisi perkebunan sawit dan pabrik beras. Dengan ekspansi ini diharapkan AISA akan semakin menarik bagi investor. Selain itu ada juga pendatang baru yang cukup spektakuler yang kepemilikannya 85% di tangan asing. Emiten yang pada saat IPO di harga Rp. 1.275/saham sangat aktraktif mencapai harga Rp. 3.375/saham. Walaupun penutupan terakhir di Rp. 2.650. Dengan melihat kenaikan yang luar biasa ini, prospek saham ROTI ini terlihat menjanjikan dimana orang mulai suka makan Sari Roti. Semoga saham ROTI bisa menjadi saham unggulan di kemudian hari.

Saham-Saham Properti

Saham-saham properti akan tetap menarik sampai pertengahan 2011. Hal ini disebabkan Kementerian Perumahan Rakyat berjanji akan menyelesaikan Peraturan Pemerintah (PP) mengenai kepemilikan properti bagi orang asing dan Pemerintah mengusulkan mengenai batas waktu kepemilikan akan diberikan selama 70 tahun sekaligus. Dengan adanya PP ini, saham properti akan menjadi lebih menarik. Khususnya saham-saham properti yang mengembangkan apartemen. Karena asing sudah terbiasa dengan tinggal di ApartemenEmiten-emiten properti yang menarik untuk tahun 2011 adalah SMRA, PWON, LPKR, ELTY, APLN, DILD, BSDE dan ASRI.

Untuk saham ASRI mulai tahun 2011 semester II bakal membangun kawasan baru di Pasar Kamis, Tangerang. Untuk tahap awal, ASRI akan menganggarkan biaya sebesar Rp 50 miliar- Rp 100 miliar. Untuk pengembangan properti di kawasan Pasar Kamis itu, ASRI memiliki lisensi lahan hingga mencapai 1.300 hektare. Namun, manajemen hanya akan melakukan pembangunan di lahan maksimal seluas 1.000 hektare. Pembebasan sisa lahan sekitar 400 hektare akan dilakukan secara bertahap dengan mengandalkan dana internal perusahaan.

Saham-Saham BASIC IND

Saham-saham industry dasar juga menarik untuk di tahun 2011. Saham-saham industri dasar yang menarik adalah INTP, SMGR, SMCB, CPIN, JPFA, AMFG, BRNA, KRAS, JPRS, GDST, dan SIPD. SMGR dan SMCB akan cukup atraktif di 2011 disebabkan kebutuhan akan bahan semen untuk perbaikan akibat bencana. Tekanan melaju setelah tekanan politik terhadap KRAS selesai.

Saham Bank dan Finance Yang Perlu Dicermati:

Kenaikan saham bank tidak terlepas dari suku bunga BI dan Inflasi yang terjadi tiap bulan. Dengan adanya kondisi bahwa pemakaian kendaraan pelat hitam memakai Pertamax akan berdampak kepada naiknya tingkat inflasi dari yang direncanakan sampai kuartal I. Dengan adanya kondisi ini pemerintah akan berusaha menahan tingkat kenaikan inflasi agar tingkat inflasi masih didalam rencana. Selain itu BI juga akan berusaha mempertahankan suku bunga sebesar 6.5 % agar tidak bergejolak. Walaupun masih belum jelasnya pemakaian pertamax, sedikit banyak akan mempengaruhi kondisi Ekonomi Indonesia dan akan berdampak ke saham-saham bank. Walaupun ada peluang berdampak kepada emiten Bank, ada beberapa bank yang patut dicermati untuk bisa Profit Taking seperti yang ada pada tabel di bawah ini.

image

Yang juga tidak kalah menarik dari 10 emiten bank tersebut, ada 3 emiten yang perlu menjadi perhatian karena beberapa emiten bank ini mengambil ceruk yang masih jarang digarap bank yaitu structured trade and commodity financing (STCF) untuk pembiayaan bisnis sektor komoditas seiring dengan mengeliatnya bisnis sektor komoditas. Emiten bank yang mengambil ceruk ini adalah BNII, BMRI, dan BNGA.

Di luar ke 10 saham Bank tersebut yang perlu menjadi perhatian adalah saham BBTN dan BJBR. Kedua saham tersebut mengalami kenaikan yang luar biasa lebih dari 100% setelah IPO. Dengan harapan kinerja yang baik kedua bank tersebut bisa menjadi saham pilihan. Khusus BBTN juga memiliki pertumbuhan 43.79 % dan pada tahun 2011, BBTN yang mulai menghimpun dana dari nasabah papan atas dengan menargetkan bisa melipatgandakan nasabah BTN Prioritas dibandingkan total nasabah yang tahun 2010 dimiliki sekitar 10 ribu orang. BTN Prioritas ditujukan untuk menghimpun nasabah yang memiliki dana diatas Rp 250 juta.

Selain emiten bank-bank yang besar ada bank mini yang juga perlu menjadi perhatian yaitu AGRO yang akhir tahun 2010 diakuisisi oleh BBRI sebesar Rp. 300 milyar. Dengan Nama besar dan manajemen yang baik yang dimiliki oleh BBRI serta kuat dipasar ritel maka diharapkan AGRO akan ikut bergerak mengikuti perjalanan dari BBRI.

Dengan suksesnya BJBR masuk bursa, salah satu bank daerah akan mengikuti jejak BJBR. Bank Jatim yang sejak tahun 2002 ingin masuk bursa, rencanakan akan IPO di 2011. Semoga Bank Jatim bisa sesukses BJBR.

Di samping saham perbankan, saham-saham finance juga perlu dicermati setelah pemerintah menghapuskan penerapan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) atas transaksi dan lease back yang menjadi ganjalan para bisnis multifinance. Keputusan ini membuat bisnis sales dan lease back lebih atraktif.

Saham-Saham Trade

Saham-saham Trade tidak kalah menariknya untuk dicermati. Ada beberapa saham-trade yang menarik untuk dicermati yaitu UNTR, INTA,HEXA, MAPI, AKRA, MPPA, ASGR, BNBR, BHIT, BMTR, MNCN, MICE, MIDI dan KARK.

Saham-saham Infrastructure

Saham-saham infrastructure tidak kalah menariknya untuk dicermati. Ada beberapa saham infrastructure yang menarik untuk dicermati yaitu TLKM, ISAT, EXCL, JSMR, CMNP, PGAS,INDY, TBIG, dan BTEL. Dengan adanya rencana, akuisisi yang dilakukan TLKM pada BTEL, harga saham BTEL akan terdongkrak naik.

Saham-Saham MISC IND

Saham-saham MISC IND yang menarik adalah ASII dan IMAS. Dengan adanya rencana pemerintah mewajibkan kendaraan pribadi menggunakan Pertamax, maka kedua saham ini akan terkena dampaknya.

Saham-Saham Yang Akan IPO

Pada 2011, ada beberapa saham yang akan IPO yaitu MBSS , Sido Mulyo Selaras, Megapolitan Development, Metropolitan Development, Garuda, Martina Berto, Aditech, dan Minapadi.

Semoga dengan prespektif yang dituliskan ini dapat memberikan gambarkan kepada kita untuk memilih saham yang tepat. Penulis mohon maaf kalau ada kesalahan-kesalahan dapat memberikan perspektif ini. Tetap dilakukan Analisis Fundamental dan Analisis Teknikal terhadap saham yang akan dipilih serta cari informasi yang mendukung untuk saham yang akan dipilih. Jadilah Anda sebagai Analis Saham untuk Diri Anda Sendiri.

Sumber tulisan : Kompas, Detik, Kontan, Okezone, Vivanews, Bloomberg, Reuters

Salam Mengalun,

Mr.Gocap

Artikel yang berkaitan



Tidak ada komentar:

Posting Komentar